Tuesday, 1 November 2011

a little bit farewell to the first November

(Arbryan Anggry)

lembabnya udara membuka hari dan melenyapkan selubung sinkronisasi.
dengan langit yang abu-abu semakin tak terdefinisi polusi dari deru nafas sang pelangi.
memang langit tak pernah bersua denganku,sedikitpun tidak. tapi kenapa hari ini terasa tidak bersahabat?
meretas bukan untuk membongkar, langit-langit dari langit yang terhubung dengan jalinan waktu lampau yang akan menggantung di pelupuk senja.
entah sekarang senja tidak muncul menjelang akhir hari atau pagi yang tidak pernah berkhianat untuk membiarkan dirinya muncul di beranda.

malam sedikit berbeda dengan pulasan warna cerah dan menggebu walau sedikit tertutup oleh redupnya matahari yang tak pernah tenggelam jika tak terbit.
pelafalan letupan air yang salah dan berserak, konfrontasi dari sisi damai dan bertemu dengan lenyapnya sebuah ilusi.
bereaksi dalam larutnya hujan berasam tersisih dari peradaban dan sejenak menghilang.

kembali lagi pada rangkaian hari ini, 5 deret angka 1.11.11 yang dituhankan banyak orang.
entah memang aku sering bermain angka namun bukan untuk merelakan angka meresap pada sistem perancangan tindakan.
awal yang sudah berakhir pada awal tadi, kekecewaan pada seutas lolongan dalam deskripsi keadilan.
ini bukan derita, hanya sebuah penghambaan bodoh dari pengingkar mereka sendiri.
pembentukan keyakinan untuk menghibur diri agar tidak terekskresi dari manis fananya sedikit kebohongan peradaban sekarang.

sedikit ruang tidak tersinari.bukan hujan.
perkumpulan dari perencana pelenyapan mereka sendiri, silakan bergelap dalam tekanannya.
ruang itu butuh lebih dari sekedar matahari untuk menghangatkannya, atau mungkin hanya sebatang lilin untuk dapat membuatnya berpijar. pengobjekan sebuah benda mati.
dan...
selamat tinggal awal datangnya bulan November.




Tuesday, 2 November 2010

the November

and this is November.
we're still run and run together.
run, ruin the rain.
knowing that we're just begin.

and this is November.
just like like an anger angel.
worried on the falling rain.
guessing the uncertainty pain.

here comes the November.
tears fall like a sudden weather.
turning back when we first met.
on the corner have been set.

Thursday, 7 October 2010

Tuhan Sembilan Senti (a poem by Taufiq Ismail)

Tuhan Sembilan Senti Oleh: Taufiq Ismail Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok. Di sawah petani merokok, di pabrik pekerja merokok, di kantor pegawai merokok, di kabinet menteri merokok, di reses parlemen anggota DPR merokok, di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok, di perkebunan pemetik buah kopi merokok, di perahu nelayan penjaring ikan merokok, di pabrik petasan pemilik modalnya merokok, di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok. Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok. Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok, di ruang kepala sekolah…ada guru merokok, di kampus mahasiswa merokok, di ruang kuliah dosen merokok, di rapat POMG orang tua murid merokok, di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok. Di angkot Kijang penumpang merokok, di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok, di loket penjualan karcis orang merokok, di kereta api penuh sesak orang festival merokok, di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok, di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok. Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok. Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita. Di pasar orang merokok, di warung Tegal pengunjung merokok, di restoran, di toko buku orang merokok, di kafe di diskotik para pengunjung merokok. Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok, bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok. Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS. Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena. Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok, di apotik yang antri obat merokok, di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok, di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok. Istirahat main tenis orang merokok, di pinggir lapangan voli orang merokok, menyandang raket badminton orang merokok, pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok, panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok. Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok, di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok, di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok. Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok. Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita. Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa. Mereka ulama ahli hisap. Haasaba, yuhaasibu, hisaaban. Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok. Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya. Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri. Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal? Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu. Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. Kyai, ini ruangan ber-AC penuh. Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i. Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok. Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz. 25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan. 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan. 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan? Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith. Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok. Jadi ini PR untuk para ulama. Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan. Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini. Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka. Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir. Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk. Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas. Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba. Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya. Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini. Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Wednesday, 19 May 2010

manusia

manusia berpikir,berasa,berkarya,berongga. pernah suatu ketika pikir kacau,rasa hampa,karya musna,dan rongga mampat. manusia menemukan titik bekunya dan berhenti. manusia rasa marah,sedih,senang,dan cinta. marah akan reda,sedih bisa sirna,senang seketika lenyap,cinta pun hilang. perputaran titik kulminasi 180,0987654321 derajat,yang menyebabkan manusia jatuh terjungkal bahkan terpendam dalam lubang yang tanpa sengaja dia persiapkan sendiri sebelumnya yang menelan seluruh isi tubuh dan otaknya. manusia itu ego,itu angkuh,itu pengecut,itu pecundang. ego terapan keangkuhan,pengecut terapan pecundang,ego menyimpan keangkuhan,pengecut menyimpan kepecundangan. ego memusnakan semua tatanan,untuk menutupi kepengecutan seorang pecundang angkuh. sebuah ciptaan yang maha sempurna untuk sekedar merusak semua seri-seri kronologi. manusia makhluk pencinta,pencemburu sekaligus,obsesifitas posesifitas. pencinta bersudut,sudut-sudut tata dan tanpa setitik nadirpun. dia bersua,bercengkrama,bercinta,menuai semunya dan bergeming manakala sebuah titik dipindahkan dari sumbu x maupun y yang benar mantap vertikal horizontal. dan,makhluk pencemburu tercipta,menggila bergolak gejolak saat obsesifitas berjamu dengan posesifitas dan bercumbu di atas ladang-ladang masa. manusia itu bermuka dua,tiga,empat dan seterusnya. dua sisi manusia pria dan wanita,tiga unsur pembentuk: badan,pikiran serta hati,empat emosi penjuntai hidupnya: senang,sedih,marah,cinta. dan seterusnya bilang bilangan menyaru di dalamnya, terlepas dari sengat para serigala dan manusia berpesta,berlomba,bengal berbulu domba. bersembunyi dari aslinya dan mekanisme pertahanan diri teraplikasi dengan sempurna. manusia itu sebagian kecil,kecil sebagian,membesar dengan ketakutan ancaman homo homini lupus,padahal manusia itu domba. hati kecil berkimpoi dengan nyali besar berbadan besar mengalahkan hati besar bernyali kecil berbadan kecil,itu permainannya. pola perunutan darah,berkelanjutan dengan sistem-sistem yang dibuat rumit untuk saling menjatuhkan. manusia..manusia.. gertak,caci,cibir,sindir,hujat,tangis,tawa semua termaktub dalam selongsong daging berangka angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 beserta kombinasi-kombinasinya yang menjadi-jadi. satu yang perlu untuk diingat manusia,sebagian entah kecil maupun besar, .......manusia itu ada padaku.

Thursday, 8 April 2010

- lakban -

bertransformasi *tapi bukan transformer* berubah *tapi bukan satria baja hitam* bermutasi *tapi bukan mutan* hahaha... lakban tetaplah sebuah atau sehelai lakban, tetap merekat, erat, walau hanya sebuah kain *kain bukan sih?* seperti selembar plester,tapi itu tetap lakban, banyak fungsinya : jilid, nempel poster, dll fungsi anehnya : nambal tas, nambal kaos, nambal celana, nambal yang lain-lain yang aneh pokoknya, dan berguna tidak hanya fungsi harfiahnya... lakban biasa berwarna hitam *mostly*, tapi ada warna lain.. ternyata lakban tidak hanya satu warna! merah,biru,hijau,ungu,bahkan putih yang berkebalikan dengan hitam.. dan, ranger hijau berlakban *see : previous post* atau ada yang menyebutnya ksatria berlakban *hehe;)* bukan sebuah mitos.. hmm.. menjadi lakban..

Tuesday, 23 February 2010

mau dibikin lagu

can i get you closer? cause the weather getting colder and no sound around us just leaves us the silence when the wind crack the leaves can you stay closer? i wanna hold you harder because the world is no longer comfortable for us and the air not as fresh as before take me to the warmest place i ever go where the sun still rising and never go no cry... just try... to make you and i stay together for a while we fight... tonight... hold up the light and right in one heart and don't care even its so hard just trying to survive to walk..this night

Monday, 1 February 2010

sebuah pelajaran

jelaskan secara pasti kalau 2+2=4. karena sesuatu yang pasti adalah ketidakpastian. dan "the man with the greatest soul will always face the war with low minded person -albert einstein-" makna kata-kata yang sangaaaaaaaat dalam untuk ditelaah hanya dari segi bahasa maupun realita. dan posting kali ini ditutup dengan sebuah lagu dari saint loco "santai saja", silakan bernyanyi sendiri, hehehe :)v